Refleksi Kuliah Perdana Pembelajaran Mikro
Oleh Nadya Sukma Rani,
Program studi S1 Pendidikan Matematika
Semester Genap 2020/2021
FMIPA UNY
Selasa, 16 Februari 2021 merupakan kuliah perdana mata kuliah pembelajaran mikro untuk Program studi S1 Pendidikan Matematika melalui aplikasi zoom meeting.
Sebelum memulai perkuliahan microteaching yaitu Prof. Dr. Marsigit, MA menyampaikan bahwa kuliah itu high quality dan menampakkan wajah itu akuntabilitas lalu dosen meminta mahasiswa untuk menampakkan wajahnya masing-masing secara live. Dosen memulai perkuliahan dengan membaca basmallah bersama-sama lalu melakukan presensi dengan jumlah kehadiran sebanyak 9 mahasiswa. Dosen mempersilakan setiap mahasiswa untuk memperkenalkan diri.
Mengikuti kuliah dengan program sarjana pendidikan matematika berarti ada hubungannya dengan pembelajaran mikro.
Poin penting microteaching yang perlu dipahami mahasiswa sebagai berikut
1. Guru bukanlah subjek mikro tetapi fokus pada waktu untuk melayani kebutuhan siswa untuk belajar matematika.
2. Konsep dasar microteaching tetap terhadap paradigma inovatif.
Jika dilihat dari sisi persoalan, microteaching sama seperti pembelajaran kelas matematika. Pada microteaching terdapat berbagai jenis landasan : filsafat, psikologi, pedagogik, dan lain-lain. Hal yang mendasari bahwa microteaching seharusnya menjadi wahana untuk inovasi pembelajaran matematika. Dosen microteaching yaitu Prof. Dr. Marsigit, MA dengan tegas menolak bahwa microteaching sebagai transfer of knowledge. Dosen juga tidak setuju dengan teori behaviorism (teacher center), metode mengajar yang otoriter, direct, monolog dari guru ke siswa.
Landasan filosofis dan teori dari mikro adalah proses membangun matematika. Siswa diberikan tugas dan kesempatan untuk membangun matematika, yang dibangun itu teori dan praktif (memanipulasi benda-benda konkret).
Pendekatan realistics mathematics yaitu belajar matematika dari benda-benda konkret. Benda konkret itu kontekstual dapat berupa benda apa saja yang berpotensi mengandung sifat-sifat matematika. Seperti meja ( sifat segi empat), roda sepeda (sifat lingkaran). Matematika dapat menjadi bencana apabila siswa tidak siap sebaliknya dapat menjadi barokah apabila siswa siap. Oleh sebab itu, kesiapan siswa sangat penting agar dapat aktif berpartisipasi. Maka pembelajaran matematika yang inovatif adalah memberi kesempatan agar tumbuh dan berkembang.
Melihat kondisi saat ini, microteaching akan dilakukan secara daring. Akan tetapi hal yang perlu diketahui bahwa pembelajaran daring merupakan pembelajaran tidak memiliki makna inovasi untuk mikro. Seorang guru tidak memenuhi target inovasi agar siswa belajar mandiri mengabstrak pengetahuan karena pembelajaran daring tidak lain hanya pemberian tugas. Maka dosen berharap dengan adanya microteaching secara daring mahasiswa kepada siswa-siswanya tetap dapat merencanakan kegiatan, memberikan tugas yang pada akhirnya siswa secara mandiri berkerja untuk membangun matematika. Siswa tetap menjadi peran utama. Pembelajaran matematika yang dipilih tidak menggunakan definisi, tetapi contoh-contoh benda konkret.
Menurut Ebbut dan Straker, 1995 definisi matematika sekolah sebagai berikut
1. Matematika merupakan kegiatan untuk mencari pola dan hubungan.
2. Matematika merupakan kegiatan untuk memecahkan masalah.
3. Matematika merupakan kegiatan untuk investigasi.
4. Matematika merupakan kegiatan untuk komunikasi.
Ada berbagai macam metode pembelajaran seperti :
-Behaviorism (teacher center)
-Contructivism
-Connectivism
-Discovery Learning
-Distributed Cognition
-Social Cognitive dari Bandura
-Cognitive Approachess
-Meaningful Learning
-Socialcultural dari Vygotsky
-Ada pula model pembelajaran online dari Anderson dapat menjadi referensi microteaching. Model pembelajaran ini terkait konektivitas, pembelajaran online pasti ada keterhubungan, pembaharuan teknologi baru, terintegrasi baik dari segi pengetahuan, pembelajar, komunitas, maupun penilaian. Maka connect multiple relationship yaitu terhubung guru dengan siswa.
Seorang guru mengajarkan pada siswa dengan menerapkan teori. Oleh sebab itu mahasiswa sebagai calon guru membuat RPP dan LKS pembelajaran menggunakan suatu model pembelajaran yang inovatif memuat kemerdekaan, demokrasi, menghargai keanekaragaman, fasilitator, dan sebagainya. Tujuan dari pembuatan video pembelajaran matematika tetap berjalan dengan semestinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar