Kamis, 25 Februari 2021

Refleksi Pertemuan Ke-3 Mata Kuliah Pembelajaran Mikro

 

24 Februari 2021

Refleksi Pertemuan Ke-3 Mata Kuliah Pembelajaran Mikro

 

            Adanya pembelajaran online mengajarkan kita untuk saling menghargai. Intuisi terjadi secara menyeluruh tidak membeda-bedakan. Prof. Dr. Marsigit, M.A. menyatakan bahwa hidup ini 5% dihabiskan oleh bermatematika, selebihnya intuisi. Contoh : seorang mahasiswa selalu bangun di pagi hari tanpa mendengarkan bunyi alarm. Oleh sebab itu, intuisi merupakan kebiasaan atau pengalaman. Setiap orang memiliki kemampuan memperkirakaan. Ciri-ciri intuisi yaitu dapat melakukan pekerjaan secara spontan, tidak tau kapan mulai dan dari siapa. Intuisi terdiri dari 2 hal yang berbeda: dimiliki dan dimengerti. Apabila intuisi diuraikan seperti berikut kita memiliki perasaan senang tapi belum tentu mengerti apa itu senang.

 

            Intuisi juga ada kaitannya dengan pembelajaran mikro, setiap saat siswa belajar matematika mempunyai perkiraan seperti meter dan desimeter. Apabila siswa diberi pertanyaan mengenai dekameter, intuisi siswa menjadi bermasalah. Satuan panjang tersebut  jarang digunakan di masyarakat. Hal tersebut membuat siswa mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Oleh sebab itu, belajar matematika diperlukan intuisi tidak sekadar menjelaskan definisi. Intuisi melekat kepada benda konkret. Pembelajaran matematika di sekolah diharapkan berakar dari manipulasi benda konkret. Dalam kehidupan ada dua pokok intuisi, yaitu: intuisi ruang dan intuisi waktu. Intuisi perlu dibangun terjaga dengan baik.

 

Paradigma pembelajaran online :

1.      Bagaimana pembelajaran online dapat dilaksanakan

2.      Bagaimana pembelajaran inovatif tetap dapat dicapai

Esensi pembelajaran inovatif adalah aktifitas ada pada siswa. Guru perlu perangkat pembelajaran yang memanfaatkan, seperti: handphone, google, file ms word, pdf, geogebra, dynamic geometry.

3.      Bagaimana mempersiapkan pembelajaran online

Langkah-langkah pembelajaran inovatif sebelum pandemi :

1.     Mengkaji silabus

2.      Menentukan SKKD

3.      Mempersiapkan dan membuat RPP

4.      Membu at LKPD (saat pandemi berubah menjadi LKDPD)

5.      Apersepsi

            Apersepsi yang baik berupa kegiatan. Contohnya :

            Ketika guru menjelaskan materi sisi lengkung,

-          Siswa diminta untuk menyebutkan benda-benda yang ada di sekitar berbentuk tabung.

-          Siswa diminta menyebutkan ciri-ciri tabung (alas dan tinggi).

6.      Variasi-variasi

            Terdapat berbagai variasi yang bisa dikembangkan, antara lain :

a.       Variasi interaksi saat pembelajaran

offline (mandiri, bersama, dan klasikal)

online (interaksi bersama bendanya, interaksi dengan temannya sesuai protokol 3M)

b.      Variasi media (handphone, laptop, ruangan, benda konkret di sekitar)

c.       Variasi sumber belajar (internet, handphone, lingkungan, penjelasan guru)

d.      Variasi metode, bersifat fleksibel

Konvensional : behaviorisme (berpusat pada guru, memberikan stimulus)

Sekarang : berpusat pada siswa

e.       Variasi Kegiatan

contoh: Problem Based Learning, polya, RME, saintifik, conectivism, constructivism, penemuan terbimbing

7.      Skema Pencapaian Konsep Matematika 

        Dibuat diagram alur tentang kompetensi yang akan dicapai. 

  Orang-orang jepang menyebut skema pembelajaran secara teori disebut learning trajectory. Sedangkan microteaching yang dulu disebut rantai kognitif.

        Contoh : siswa belajar pertidaksamaan maka perlu belajar persamaan terlebih dahulu.

 

 

Pada akhirnya pembelajaran dilakukan oleh diri sendiri, sehingga mahasiswa perlu berdaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

RPP dan LKPD Etnomatematika

 Klik link untuk melihat file RPP download Klik link untuk melihat file LKPD download